Nugroho Ari wibowo, S.kep, Ns,M kep and Retno Sumara, S.Kep.Ns,M.Kep
IbM POSYANDU TANGGAP BENCANA (POSTAGA).
Project Report.
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
(Unpublished)
Abstract
BNPB (2012) menyatakan korban yang terdampak bencana dari tahun 1815-2011
terus mengalami peningkatan. Bencana yang melanda Indonesia menghancurkan aspek�aspek pembangunan yang telah diperoleh dengan susah payah. Kondisi yang demikian ini
dapat menyebabkan terjadinya kerugian yang bersifat material maupun imaterial.
Sehingga yang paling banyak dirugikan adalah masyarakat teruma kamu marjinal dan
masyarakat miskin.
MLHPB (2016) menyatakan setiap musim hujan Sampang sudah pasti akan
tenggelam oleh banjir. Data yang dihimpun oleh MLHPB di kelurahan Dalpenang dan
Rong Tengah, menyatakan sebanyak 35. 4 % masyarakat menderita leptospirosis, 60. 3 %
masyarakat menderita pioderma atau koreng, dan 4.3 % sisanya menderita infeksi saluran
nafas atas, infeksi saluran kemih, dan diare. Hal ini menjadi suatu permasalahan,
dikarenakan banjir yang terjadi di kabupaten Sampang merupakan, namun belum ada
langkah-langkah yang jelas untuk mengatasi permasalahan yang rutin terjadi tersebut.
Disamping itu, distribusi obat-obatan dan logistik saat bencana kurang maksimal
(MLHPB, 2016). Regulasi yang dibentuk juga dirasa kurang efektif. Butuh peran aktif
masyarakat yang tergabung dalam Posyandu Tanggap Darurat untuk mengatasi masalah
diatas.
Permasalahan Mitra I Kelurahan Dalpenang
Kelurahan Dalpenang kecamatan Sampang ini merupakan salah satu wilayah di kabupaten
Sampang yang selalu terkena dampak banjir setiap tahunnya. Intensitas hujan yang masih
tinggi terutama didaerah utara atau dataran tinggi wilayah sampang menjadi ancaman yang
serius bagi masyarakat. Sejauh ini usaha pemerintah masih berfokus pada keadaan fisik
bangunan setelah banjir (MLHPB,2015). Selain itu partisipasi masyarakat berupa kader
bencana belum ada, sehingga pada saat bencana distribus logistik dan obat-obatan tidak
maksimal.
Permasalahan Mitra II Kelurahan Rongtengah
Kelurahan Rongtengah merupakan daerah yang berbatasan dengan sungai kemuning
langsung.Selain itu seperti yang dipaparkan oleh MLHPB Muhammadiyah, distribusi
logistic dan obat-obatan tidak tersebar secara merata sehingga banyak masyarakat yang
belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Permasalahan-permasalahan ini menjadi
komplek karena masyarakat setempat belum bisa berperan aktif dalam menanggulangi
masalah banjir setiap tahunnya.
Metode: Pendekatan yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan adalah dengan
mendirikan posyandu tanggap bencana dan membuat program-program tanggap bencana
mulai dari fase mitigasi sampai dengan fase rehabilitasi dengan pendekatan penyuluhan
serta pelatihan yang melibatkan tokoh adat sebagai penggerak massa.
Keluaran. Terbentuknya kader yang terlatih dalam menghadapi bencana banjir, sosialisasi
dampak bencana banjir, PHBS, pelatihan dan simulasi pertolongan pertama pada gawat
darurat, dan BLS, serta budidaya getah pisang dan getah penisilin untuk mengobati
penyakit yang timbul pasca bencana, karya ilmiah berupa proceeding ISSN, dan Poster
Solusi. yang ditawarkan berkaitan dengan peningkatan kesadaran, pengetahuan kepatuhan
dan keterampilan mitra adalah dengan adanya pengabdian ini dapat dijadikan sebagai
sarana perbaikan pada mitra, sehingga lebih mampu dan mandiri dalam mengahadapi
bencana banjir setiap tahunnya.
Kata kunci : Banjir Sampang, Kader Bencana, Posyandu Tanggap Bencana.
Actions (login required)
|
View Item |