UMSurabaya Repository

Peningkatan efisiensi dan Kualitas pada Sistem Aliran Proses Menggunakan Integrasi Lean Six Sigma dan TRIZ

PONIMAN, PONIMAN Peningkatan efisiensi dan Kualitas pada Sistem Aliran Proses Menggunakan Integrasi Lean Six Sigma dan TRIZ. Project Report. universitas muhammadiyah surabaya. (Unpublished)

[img] PDF
Download (660kB)

Abstract

PENINGKATAN EFISIENSI DAN KUALITAS PADA SISTEM ALIRAN PROSES MENGGUNAKAN INTEGRASI LEAN SIX SIGMA DAN TRIZ M. Hanifuddin Hakim, Poniman, dan Achmad Albarru Rohman Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Email: hanifuddinhakim@ft.um-surabaya.ac.id, poniman@ft.um-surabaya.ac.id ABSTRAK Permasalahan yang terjadi pada PT X adalah masih banyak ditemukan pemborosan dan produk defect. Untuk meningkatkan efesiensi dan kualitas serta mengurangi jumlah defect adalah melakukan perbaikan pada aliran proses dengan mengunakan tahapan Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Pada tahap Define berisi penentuan non value added yang paling dominan yaitu transportasi WIP antar departemen, menunggu WIP, Penumpukan WIP, setting mesin assembly, Inspeksi. defect kritis yang terpilih yaitu patahan jarum, sol sepatu tidak rapat, jahitan kendor, Upper tidak simetri, dan Upper berkerut. Pada tahap Measure dilakukan pengukuran Process Cycle Efficiency senilai 12.3% dan besar DPMO yaitu 4028 unit dan level sigma senilai 4.1. Pada tahap Analize,menentukan penyebab utama Non Value Added dan kecacatan produk dengan menggunakan metode Potential Failure Mode and Effect Analysis. Potential Failure Mode (s) dengan skor RPN tertinggi akan menjadi prioritas dan menjadi input awal prosedur metode TRIZ. Dari perhitungan FMEA, terpilih transportasi WIP disebabkan masih menggunakan metode manual, menunggu WIP disebabkan perencanaan saat pergantian tipe produk yang belum bagus, dan penumpukan WIP disebabkan kebijakan buffer stok yang terlalu banyak. sedangkan defect sol sepatu tidak rapat disebabkan suhu panas yang tidak optimal, defect jahitan kendor disebabkan setting tension benang berubah-rubah, dan defect patahan jarum disebabkan jarum bengkok. Pada tahap improve menggunakan 40 Prinsip untuk menyelesaikan kontradiksi yang dihubungkan melalui Contradiction Matrix and Separation Principles (Matriks Kontradiksi dan Prinsip Pemisahan). Dari 40 inventive principle terpilih solusi perbaikan Untuk defect sol sepatu tidak rapat menggunakan prinsip 10 Preliminary Action yaitu melakukan training karyawan dan pemetaan skill karyawan. Untuk defect jahitan kendor menggunakan Prinsip 21 Skipping yaitu memberikan stiker tanda pada ring tension. Untuk defect patahan jarum menggunakan prinsip 24 Intermediary yaitu membuat alat bantu cek jarum bengkok. Sedangkan untuk peningkatan efisiensi; permasalahan transportasi WIP menggunakan prinsip 24 Intermediary yaitu pembuatan robot transportasi, permasalahan menunggu WIP menggunakan prinsip 10 Preliminary Action yaitu pembuatan jadwal harian tiap mesin, permasalahan penumpukan WIP menggunakan prinsip 10 Preliminary Action yaitu perhitungan cycle time tiap proses untuk menentukan buffer WIP yang ideal. Dari hasil penerapan rekomendasi perbaikan estimasi peningkatan Process Cycle Efficiency senilai 14.3% serta pengurangan defect sebesar 710 pasang sepatu dengan level sigma 4.3. Harapan peneliti dengan mengintegrasikan TRIZ dan FMEA bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi solusi yang tangguh terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan. Kata Kunci: Efisiensi, FMEA, Kualitas, Lean Six Sigma, dan TRIZ.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: UNSPECIFIED
Depositing User: PONIMAN PONIMAN PONIMAN
Date Deposited: 26 Apr 2022 09:56
Last Modified: 26 Apr 2022 09:56
URI: http://repository.um-surabaya.ac.id/id/eprint/6185

Actions (login required)

View Item View Item