Pratiwi, Tiara (2015) Identifikasi Antalgin (Metampiron) Dalam Sediaan Jamu Seduh yang dijual di Pasar Wage Kabupaten Sidoarjo. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
|
PDF (Pendahuluan)
Download (397kB) | Preview |
|
PDF (Bab 1)
Restricted to Registered users only Download (163kB) |
||
PDF (Bab 2)
Restricted to Registered users only Download (309kB) |
||
PDF (Bab 3)
Restricted to Registered users only Download (198kB) |
||
PDF (Bab 4)
Restricted to Registered users only Download (213kB) |
||
PDF (Bab 5)
Restricted to Registered users only Download (85kB) |
||
PDF (Lampiran)
Restricted to Registered users only Download (895kB) |
Abstract
Jamu seduh adalah bahan atau racikan bahan yang berupa bahan dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.246/Menkes/Per/V/1990 BAB V Pasal 23 bahwa segala jenis obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia isolasi atau sintetik yang berkhasiat obat. Metampiron antalgin merupakan obat analgetik–antipiretik dan anti-inflamasi. Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan demam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah kandungan antalgin dalam sediaan jamu seduh yang dijual di pasar wage Kabupaten Sidoarjo”. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan metampiron/antalgin pada sediaan jamu seduh. Pengumpulan data diperoleh dari hasil identifikasi sampel sediaan jamu seduh yang samplingnya dilakukan secara (Random). Pengujian antalgin pada sediaan jamu seduh dilakukan melalui uji laboratorium. Jenis penelitian in berupa deskriptif untuk mengetahui adanya antalgin dalam sediaan jamu seduh yang dijual di pasar Wage Kabupaten Sidoarjo. Dari hasil penelitian sebanyak 11 sampel yang positif (36,67%) dan didapatkan sampel yang tidak mengandung antalgin sebanyak 19 sampel negatif (63,33%) dan diperoleh rata-rata kadar antalgin dalam 100 gr jamu (1.2906 gr) dan dalam 1 bungkus jamu atau 7 gr jamu diperoleh rata-rata (90,3425mg). Sehingga diharapkan dinas kesehatan setempat dan BPOM dapat melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap obat-obat tradisional yang beredar di daerah Wage – Sidoarjo.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jamu Seduh, Antalgin |
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions: | 04. Fakultas Ilmu Kesehatan > D3 Teknologi Laboratorium Medis |
Depositing User: | Dyah Ayu Sulistyaningtyas |
Date Deposited: | 24 Nov 2017 09:09 |
Last Modified: | 13 Aug 2018 04:23 |
URI: | http://repository.um-surabaya.ac.id/id/eprint/1436 |
Actions (login required)
View Item |