Ariningtyas, Ninuk Dwi
(2018)
CA 125 DAN PEMAKAIAN KLINIS DALAM PENATALAKSANAAN KANKER
OVARIUM.
Qanun Medika, 2 (2).
pp. 73-82.
ISSN 2541-2272
Abstract
Dewasa ini dikenal tiga tipe kanker ovarium yakni epithelial cell tumors (70%) yang merupakan
bagian terbesar tumor, Germ cell tumors dengan frekuensi yang lebih kecil, serta sex cord-stroma
tumor yang merupakan proporsi terkecil sekitar 8% dari neoplasma. Kanker ovarium ditandai
dengan gejala awal yang tidak khas, gejala nyata pada stadium lanjut dan rendahnya angka
ketahanan penderita. Oleh karena itu, kanker ovarium menjadi penyebab kematian utama akibat
kanker ginekologi. Selama dekade terakhir ini, beberapa penelitian diarahkan pada peningkatan
outcome dari kanker ovarium ini dengan melakukan pemeriksaan penapisan preklinis, penentuan
stadium awal penyakit dengan menggunakan pemeriksaan radiologis atau serum penanda tumor.
Tujuan penapisan kanker ovarium adalah mengurangi mortalitas dengan deteksi stadium 1 kanker
ovarium invasif epithelial yang potensial untuk disembuhkan. Pengukuran serum CA 125
seringkali digunakan untuk memantau status penyakit ataupun memprediksi adanya penyakit
residual. Sejumlah antigen permukaan sel dan protein serum dihasilkan oleh tumor ovarium dan
dapat diuji dengan antibodi monoklonal. Beberapa dari pengujian ini secara klinis telah diaplikasikan sebagai penanda keadaan suatu penyakit dan sangat bermanfaat dalam mendeteksi
penyakit-penyakit subklinis serta diagnosis kanker ovarium berulang. Dari beberapa penanda
biokimia pada kanker ovarium, yang paling banyak dipelajari adalah CA 125. CA 125 adalah
glikoprotein permukaan sel yang dapat dideteksi pada lebih dari 80% kasus kanker epitelial
ovarium. Tes ini secara klinis digunakan dalam evaluasi diagnostik massa pada ovarium,
pengamatan respon terhadap pengobatan, dan evaluasi lanjut pasien dengan kanker ovarium.
Actions (login required)
|
View Item |