Fajrianto, Khoiri Nur (2020) HAK HADONAH ANAK BELUM MUMAYYIZ BAGI AYAH (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Surabaya No. 5159/Pdt.G/2018/PA.sby). Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
PDF (PENDAHULUAN)
Download (1MB) |
|
PDF (BAB 1)
Download (844kB) |
|
PDF (BAB 2)
Download (956kB) |
|
PDF (BAB 3)
Download (465kB) |
|
PDF (BAB 4)
Restricted to Registered users only Download (873kB) |
|
PDF (BAB 5)
Restricted to Registered users only Download (525kB) |
|
PDF (KESIMPULAN)
Restricted to Registered users only Download (10MB) |
Abstract
Pengasuhan/pemeliharaan (hadonah) anak yang belum mumayyiz diatur dalam Pasal 105 ayat (a) Kompilasi Hukum Islam : “Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya” dan disebutkan dalam hadis nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh abu dawud : “seorang ibu lebih berhak terhadap anaknya selama ia belum menikah lagi” namun dalam putusan Pengadilan Agama Surabaya No. 5159/Pdt.G/2018/PA.sby hak pemeliharaan anak yang berusia di bawah 2 tahun diberikan kepada ayah Dari latar belakang masalah tersebut penulis merumuskan masalah menjadi 2 yaitu 1) Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Agama Surabaya dalam memutuskan pengasuhan anak yang belum mumayyiz No. 5159/Pdt.G/2018/PA.sby?, 2) Bagaimana putusan hakim Pengadilan Agama Surabaya dalam perspektif Fikih Islam dan Hukum Positif? Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) berupa dokumen putusan Pengadilan Agama Surabaya No. 5159/Pdt.G/2018/PA.sby dan dalam menganalisanya menggunakan analisis kualitatif deskriptif terhadap isi (Content Analysis) putusan tersebut Hasil dari penelitian ini di antaranya adalah Hakim Pengadilan Agama Surabaya dalam pertimbangannya lebih mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak dengan mengesampingkan Pasal 105 ayat (a) Kompilasi Hukum Islam disebabkan ibu tidak peduli dan jarang menengok anak sehingga demi kepentingan terbaik bagi anak hak pengasuhan anak diberikan kepada ayah. Hal ini didasarkan pada Pasal 3, 13, 14 UU No. 23 Tahun 2002 jo UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 45 ayat (1) dan (2) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Selain itu putusan hakim dalam perspektif Fiqih Islam tentang peralihan hak asuh anak dari ibu ke ayah dikarenakan ibu tidak peduli dan jarang menengok anak sudah sesuai Fiqih Islam. Penyebab gugurnya hak hadonah bagi ibu tersebut, dikarenakan salah satu syarat umum hadonah tidak terpenuhi yaitu kemampuan merawat anak ( al-Qudrat ‘ala> al-qiya>m bi sya’ni al-mah{d{u>n) sementara dalam perspektif Hukum Positif demi melindungi jiwa dan rohani anak dan demi kepentingan terbaik bagi anak, maka putusan hakim sudah sesuai Pasal 14 UU No. 23 Tahun 2002 jo UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 41 ayat (a) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | Dosen Pembimbing 1 : Mohammad Ikhwanuddin M.H.I,dosen Pembimbing 2 : Ahmad Masduqi Lc. M.A |
Uncontrolled Keywords: | Hadonah, Anak Belum Mumayyiz, Putusan Hakim |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | 01. Fakultas Agama Islam > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Adhi Dewantara |
Date Deposited: | 10 Aug 2023 01:49 |
Last Modified: | 10 Aug 2023 01:49 |
URI: | http://repository.um-surabaya.ac.id/id/eprint/8038 |
Actions (login required)
View Item |