QUANTITYTAKE-OFF BERBASIS BUILDING INFORMATION MODELING (Studi Kasus: Pembangunan Rusunawa Penjaringan Surabaya)

Salah satu kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Surabaya dalam
mengatasi permasalahan ketersediaan tempat tinggal seiring dengan
bertambahnya penduduk kota adalah dengan membangun rumah susun
sewa bagi keluarga berpenghasilan rendah, dimana pembangunan
tersebut harus direncanakan dengan baik untuk meminimalisir kesalahan
saat pelaksanaan, maupun kesalahan volume serta biaya yang dibutuhkan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
penggunaan software Autodesk Revit dan Autodesk Naviswork Manage
untuk pekerjaan Quantity Take-off serta menganalisis perbedaan hasil
perhitungan QTO berbasis Building Information Modeling dan QTO
secara manual, dan untuk meminimalisir kesalahan perhitungan volume
pekerjaan. Studi kasus penelitian ini adalah data perencanaan
pembangunan Rusunawa Penjaringan Surabaya. Penelitian ini dilakukan
dengan membuat BIM Model dari Gedung tersebut berdasarkan gambar
DED. Selanjutnya BIM model di review dengan menggunakan tools
Clash Detective. Kemudian BIM Model dihitung volumenya
menggunakan tools Quantification. Hasil perhitungan tersebut kemudian
dibandingkan dan dianalisis. Hasil dari penilitian ini menunjukan ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan software tersebut
untuk pekerjaan QTO. Dari semua item pekerjaan arsitektur yang di
hitung sebanyak 95 item pekerjaan, terdapat 67 item pekerjaan memiliki
persentase volume 95%-105%, 2 item pekerjaan memiliki persentase
volume 85%-95%, 5 item pekerjaan memiliki persentase volume 105%-
115%, 10 item pekerjaan memiliki persentase volume <85%, dan 11 item
pekerjaan memiliki persentase volume >115%. Dari semua item
pekerjaan struktur yang di hitung sebanyak 76 item pekerjaan, terdapat 30
item pekerjaan memiliki persentase volume 95%-105%, 7 item pekerjaan memiliki persentase volume 85%-95%, 12 item pekerjaan memiliki
persentase volume 105%-115%, 16 item pekerjaan memiliki persentase
volume <85%, 14 item pekerjaan memiliki persentase volume >115%,
dan 1 item pekerjaan tidak dapat dihitung.