Hubungan antara Tingkat Stres dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Siklus Haid pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya

Latar belakang: Menstruasi merupakan proses fisiologis yang dikendalikan oleh hormon dan berlangsung secara siklik, dengan rata-rata durasi 28 hari. Siklus ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti status gizi, indeks massa tubuh (IMT), aktivitas fisik, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan tingkat stres. Stres dapat mengganggu hormon reproduksi melalui peningkatan kortisol yang menghambat sekresi LH, sehingga memicu gangguan siklus haid. IMT yang tinggi juga berhubungan dengan peningkatan lemak tubuh, yang dapat memengaruhi siklus menstruasi. Mahasiswi kedokteran berisiko tinggi mengalami stres akibat beban akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan IMT dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang belum pernah diteliti sebelumnya di institusi ini. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan hubungan antara tingkat stres dan indeks massa tubuh ( IMT ) dengan siklus haid pada mahasiswi fakultas kedokteran universitas muhammadiyah surabaya. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik observasional dengan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya. Besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 211 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan aplikasi SPSS. Hasil: Sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswi angkatan 2023 sebanyak 57 orang (27,0%). Tingkat stres yang dialami oleh sebagian besar mahasiswi tergolong dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 194 orang (91,9%). Berdasarkan kategori Indeks Massa Tubuh (IMT), mayoritas mahasiswi memiliki IMT normal sebanyak 82 orang (38,9%). Selain itu, sebagian besar mahasiswi juga mengalami siklus haid yang normal, yaitu sebanyak 144 orang (68,2%). Hasil uji korelasi dengan chi-square menunjukkan signifikansi sebesar sig. 0,066 nilai tersebut > 0.05 pada tingkat stres terhadap siklus haid dan menunjukkan sebesar sig. 0,271 nilai tersebut > 0.05 pada indeks massa tubuh terhadap siklus haid. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap siklus haid dan tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh terhadap siklus haid.

============================================================

Background: Menstruation is a hormonally regulated physiological process occurring cyclically, with an average duration of 28 days. Its regularity can be influenced by factors such as nutritional status, body mass index (BMI), physical activity, hormonal contraceptive use, and stress levels. Stress may disrupt reproductive hormones by increasing cortisol, which inhibits LH secretion, potentially leading to menstrual irregularities. Elevated BMI, associated with higher body fat percentage, may also affect menstrual cycles. Medical students are particularly vulnerable to stress due to academic demands. This study aims to examine the relationship between stress levels and BMI with menstrual cycle disorders among female medical students at the Faculty of Medicine, Universitas Muhammadiyah Surabaya—an area not previously explored at this institution. Objective: This study was conducted to determine whether there is a relationship between stress levels and body mass index (BMI) with the menstrual cycle in female medical students at Muhammadiyah University of Surabaya. Methods: This research used an analytical observational quantitative method with a cross-sectional design. The subjects of this study were female students at the Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Surabaya. The minimum required sample size was 211 students, and total sampling was used. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis with SPSS software. Results: Most respondents were students from the 2023 academic cohort, accounting for 57 individuals (27.0%). A substantial proportion of the participants experienced moderate levels of stress, reported by 194 individuals (91.9%). Regarding Body Mass Index (BMI), the highest proportion of students fell within the normal category, comprising 82 individuals (38.9%). Additionally, the majority of respondents reported having a regular menstrual cycle, which was observed in 144 individuals (68.2%). The results of the chi-square correlation test showed a significance value of 0.066 (p > 0.05) for the relationship between stress levels and menstrual cycle, and a significance value of 0.271 (p > 0.05) for the relationship between BMI and menstrual cycle. Conclusion: This study concludes that there is no significant relationship between stress levels and the menstrual cycle, nor is there a significant relationship between body mass index and the menstrual cycle.