Perbandingan Perencanaan dan Pemakaian Logistik Obat berdasarkan Metode Konsumsi dan ABC-VEN di RSIA ‘Aisyiyah Bangkalan

Latar belakang: Manajemen obat yang efektif penting untuk ketersediaan obat yang sesuai dengan kebutuhan layanan farmasi. RSIA Aisyiyah Bangkalan mengalami ketidakseimbangan dalam pengadaan dan pemakaian obat, yang berdampak pada efisiensi operasional dan anggaran rumah sakit. Perbedaan signifikan antara jumlah obat yang direncanakan dan yang digunakan menunjukkan perlunya evaluasi terhadap metode perencanaan obat yang diterapkan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara perencanaan dan pemakaian obat di RSIA Aisyiyah Bangkalan dengan menggunakan metode konsumsi dan metode kombinasi Activity Based Costing-Vital Essential Non Esental (ABC-VEN) guna meningkatkan efisiensi dalam manajemen farmasi rumah sakit.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan desain cross-sectional. Data diperoleh dari laporan perencanaan dan pemakaian obat di RSIA Aisyiyah Bangkalan selama tahun 2023. Analisis dilakukan menggunakan metode konsumsi untuk perencanaan dan metode kombinasi Activity Based Costing-Vital Essential Non Esental (ABC-VEN) untuk pemakaian obat. Uji statistik Wilcoxon digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan antara perencanaan dan pemakaian obat.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan adanya selisih yang signifikan antara jumlah obat yang direncanakan dan yang digunakan, dengan nilai p < 0,001. Beberapa obat kategori esensial mengalami kekurangan dalam perencanaan, sementara obat non-esensial mengalami kelebihan stok. Peningkatan jumlah pasien pada tahun 2024 tidak diikuti dengan penyesuaian yang tepat dalam pengadaan obat, yang menyebabkan ketidakseimbangan distribusi dan efisiensi anggaran.
Kesimpulan: Perencanaan obat di RSIA Aisyiyah Bangkalan belum sepenuhnya sesuai dengan pola konsumsi aktual. Metode kombinasi Activity Based Costing-Vital Essential Non Esental (ABC-VEN) memberikan gambaran lebih akurat tentang obat yang harus diprioritaskan dalam pengadaan. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam sistem pencatatan, analisis tren penyakit, serta koordinasi yang lebih baik antara tim farmasi dan tenaga medis untuk meningkatkan efisiensi dalam manajemen obat di rumah sakit.

========================================================================

Background: Effective drug management is crucial to ensuring the availability of medications that align with pharmaceutical service needs. RSIA Aisyiyah Bangkalan has experienced an imbalance in drug procurement and consumption, impacting the hospital’s operational efficiency and budget. The significant difference between planned and actual drug usage highlights the need to evaluate the drug planning methods applied.
Objective: This study aims to analyze the alignment between drug planning and consumption at RSIA Aisyiyah Bangkalan using the consumption method and the ABC-VEN combination method to improve efficiency in hospital pharmaceutical management.
Methods: This research is a quantitative observational analytic study with a cross-sectional design. Data were obtained from the drug procurement and consumption reports at RSIA Aisyiyah Bangkalan for the year 2023. The consumption method was used for planning, while the ABC-VEN combination method was applied for drug consumption analysis. The Wilcoxon statistical test was conducted to identify significant differences between drug planning and usage.
Results: The analysis results indicated a significant discrepancy between the planned and actual drug consumption, with a p-value < 0.001. Several essential drugs were underplanned, whereas non-essential drugs were overstocked. The increase in patient numbers in 2024 was not accompanied by appropriate adjustments in drug procurement, leading to an imbalance in distribution and budget efficiency.
Conclusion: Drug planning at RSIA Aisyiyah Bangkalan has not fully aligned with actual consumption patterns. The ABC-VEN combination method provides a more accurate picture of the drugs that should be prioritized in procurement. Therefore, improvements in record-keeping, disease trend analysis, and better coordination between pharmaceutical teams and medical personnel are necessary to enhance efficiency in hospital drug management.