Hubungan antara Kemoterapi terhadap Indeks Massa Tubuh pada Pasien dengan Kanker Payudara di RSUD Soewandhie

Latar belakang: Indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator penting dalam menilai status gizi pasien kanker payudara, terutama selama menjalani kemoterapi. Kemoterapi diketahui dapat memengaruhi perubahan berat badan melalui mekanisme fisiologis dan farmakologis tertentu, termasuk penggunaan kortikosteroid dan gangguan metabolisme. Namun, belum banyak penelitian di Indonesia yang secara spesifik mengkaji hubungan antara kemoterapi dan perubahan IMT.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kemoterapi terhadap indeks massa tubuh pada pasien kanker payudara di RSUD dr. Soewandhie Surabaya.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 32 pasien kanker payudara yang dibagi ke dalam kelompok kemoterapi dan non-kemoterapi. Data dianalisis menggunakan uji Spearman untuk mengetahui hubungan antara status kemoterapi dan kategori IMT.
Hasil: Mayoritas pasien yang menjalani kemoterapi memiliki IMT kategori normal (56%), dengan usia terbanyak pada rentang 46–55 tahun. Hasil uji Spearman menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kemoterapi dan IMT pasien kanker payudara ( = 0,532; p = 0,034).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kemoterapi terhadap IMT pasien kanker payudara. Hasil ini menunjukkan pentingnya pemantauan status gizi selama proses kemoterapi untuk mencegah gangguan nutrisi dan menjaga keberhasilan terapi.

============================================================

Background: Body Mass Index (BMI) is an important indicator for assessing the nutritional status of breast cancer patients, particularly during chemotherapy. Chemotherapy may influence body weight through physiological and pharmacological mechanisms, including corticosteroid use and metabolic disruption. However, limited studies in Indonesia have specifically examined the relationship between chemotherapy and changes in BMI.
Objective: This study aims to analyze the relationship between chemotherapy and body mass index among breast cancer patients at Dr. Soewandhie General Hospital, Surabaya.
Methods: This was a quantitative analytic observational study with a cross-sectional approach. A total of 60 breast cancer patients were grouped into chemotherapy and non-chemotherapy categories. Data were analyzed using the Chi-Square test to examine the relationship between chemotherapy status and BMI category.
Results: Most chemotherapy patients had a normal BMI (43.8%), with the highest age range being 46–55 years. Spearman's test showed a significant positive correlation between chemotherapy and BMI in breast cancer patients ( = 0.532; p = 0.034).
Conclusion: There is a significant relationship between chemotherapy and the BMI of breast cancer patients. These findings emphasize the importance of nutritional monitoring during chemotherapy to support treatment success and prevent nutritional disorders.