PENGARUH PENDAMPINGAN IBU NIFAS TERHADAP RISIKO KEJADIAN DEPRESI POSTPARTUM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN KOTA SURABAYA

This is the latest version of this item.

Masa nifas merupakan masa yang dialami oleh Wanita setelah bayi lahir sampai
organ reproduksi Kembali dalam kondisi normal seperti sebelum hamil dalam
waktu enam minggu. Pada masa nifas terjadi beberapa fase penyesuaian diri
seorang Wanita terhadap perannya sebagai orang tua baru yang dapat
menyebabkan terjadinya kecemasan terutama pada Wanita yang baru pertama kali
melahirkan karena belum memiliki pengalaman merawat bayi. Seorang ibu yang
tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perannya sebagai orang tua dapat
mengalami gangguan kondisi psikologis dengan berbagai gejala yang disebut
sebagai depresi postpartum. Depresi postpartum merupakan perubahan mood yang
parah dan persisten yang dialami oleh seorang wanita setelah persalinan dan dapat
terjadi selama beberapa bulan bahkan setahun atau lebih. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment melalui pengukuran pre dan
post pada kelompok intervensi dan kelompok control. Intervensi yang dilakukan
pada ibu nifas adalah pendampingan sebanyak 4 kali oleh bidan dan pada
kelompok control diberikan pelayanan sesuai standar kunjungan ibu nifas. Hasil
penelitian didapatkan kelompok yang diberiikan pendampingan Sebagian besar
tidak berisiko terjadi depresi postpartum yaitu sebesar 64 %, sedangkan pada
kelompok control yang tidak dilakukan pendampingan. Sebagian besar berisiko
terjadi depresi postpartum yaitu sebesar 72%. Dan berdasarkan hasil uji
Independent Sample T-Test didapatkan bahwa nilai p = 0,012 (<0,05) yang
artinya ada pengaruh pendampingan terhadap risiko kejadian depresi postpartum.
Pendampingan yang dilakukan pada ibu nifas berpengaruh pada kejadian risiko
depresi postpartum, dimana ibu nifas yang diberikan pendampingan cenderung
tidak berisiko terjadi depresi postpartum dan ibu yang tidak diberikan
pendampingan cenderung berisiko terjadi depresi postpartum