Temper tantrum adalah episode dari kemarahan yang rata-rata digambarkan dengan perilaku
menangis, berteriak, membanting barang, namun tantrum juga dikatakan sebagai luapan frustasi
yang ekstrim. Satu hal penting yang mempengaruhi temper tantrum adalah pola asuh orang tua.
Cara orang tua mengasuh anaknya berperan menyebabkan tantrum. Orang tua yang terlalu
memanjakan anak sehingga anak mendapatkan keinginannya, bisa tantrum ketika permintaannya
ditolak. Orang tua yang terlalu mendominasi anak, orang tua yang mengasuh tidak konsisten bisa
menyebabkan tantrum.
Penelitian ini menggunakan metode correlation study dengan pendekatan cross sectional.
Sampel sebanyak 53 responden dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian
ini menggunakan uji Spearman Rank (rho) dan isntrumen yang digunakan yaitu kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua adalah permisif sebanyak 10
responden (18,9%), demokratis sebanyak 12 responden (22,6%), dan otoriter sebanyak 31
responden (58,5%). Berdasarkan uji statistik Spearman dengan menggunakan program komputer
menujukkan nilai (p = 0,035). Hal ini menunjukkan bahwa p < 0,05 yang menunjukkan ada
hubungan pola asuh orang tua pengguna smartphone dengan kejadian temper tantrum pada anak
toddler di PPT Cahaya Surabaya. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa kejadian temper
tantrum tertinggi yaitu dipengaruhi oleh jenis pola asuh otoriter, angka kejadian kedua dengan pola
asuh demokratis, dan yang terakhir pada pola asuh permisif.