Skripsi ini membahas tentang penerapan sistem e-court dalam pelaksanaan
perkara perceraian di Pengadilan Agama Surabaya tahun 2019. Persidangan
elektronik (e-court) berdasarkan PERMA Nomor 1 Tahun 2019 yang
meyempurnakan PERMA Nomor 3 Tahun 2018 dengan jangkauan lebih jauh lagi,
bukan hanya saat pendaftaran, pembayaran dan pemanggilan saja yang diproses
secara elektronik, tetapi juga dalam tahap persidangan (e-litigasi).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan
sistem e-court dalam pelaksanaan perkara perceraian di Pengadilan Agama
Surabaya tahun 2019?, 2) Bagaimana kesesuaian penerapan sistem e-court dalam
pelaksanaan perkara perceraian di Pengadilan Agama Surabaya dengan asas
sederhana, cepat dan biaya ringan?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem e-court dalam
pelaksanaan perkara perceraian dan kesesuaiannya dengan asas sederhana, cepat
dan biaya ringan di Pengadilan Agama Surabaya pada tahun 2019.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian
lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data berupa bahasa atau kata-kata dari seseorang yang didukung
dengan studi literatur atau landasan teori berupa data atau realitas yang dapat
dipahami dengan baik. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
Yuridis Normatif. Kemudian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan interview dan dokumentasi.
Adapun hasil dari penelitian ini bahwa penerapan sistem e-court dalam
pelaksanaan perkara perceraian di Pengadilan Agama Surabaya pada tahun 2019,
sama persis dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung, yaitu
dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung (SK KMA) Nomor
129/KMA/SK/VIII/2019 dan Buku Panduan e-Court 2019. Kemudian penerapan
sistem e-court dalam pelaksanaan perkara perceraian di Pengadilan Agama
Surabaya pada tahun 2019 dipandang belum sepenuhnya sesuai dengan asas
sederhana, cepat dan biaya ringan. Karena masih terdapat pihak di luar Pengadilan
yang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya