Ketahanan pangan dan kesediaan air baku merupakan prioritas utama, karena Provinsi Bali merupakan daerah wisata Internasional yang kebutuhan akan sumber daya pangannya melebihi kebutuhan daerah-daerah lain dan juga kebutuhan air baku untuk kebutuhan sektor penginapan maupun air minum. Maka dari itu Bendungan Sidan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presidan no. 56 tahun 2018 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Metode NATM (New Austria Tunneling Method) ini dipilih karena kondisi geologis, maksud dari metode ini adalah pekerjaan gelian untuk pembuatan terowongan menggunakan dua tahap yakni galian bagian atas dan galian bagian bawah. Secara hasil dari pekerjaan ini bisa cepat secara waktu dan aman secara keselamatan. Dari segi aspek SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) itu sendiri bisa disimpulkan bahwa dengan metode ini, pekerja yang berada dalam terowongan bisa lebih aman karena pekerjaan galian dikerjakan secara 2 tahap dimana metode ini bisa memberikan waktu lebih lama untuk proses evakuasi jika terjadi suatu bencana alam.
Hasil dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan pengelak ini menggunanakan metode NATM (New Austria Tunneling Method) dari segi keamanan bekerja didapatkan kelancaran proses pengerjaan serta terjamin K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) karena proses keruntuhan dari pekerjaan galian ini dapat diantispasi oleh proteksi penunjang setelah pekerjaan galian selesai dikerjakan dan juga nantinya terowongan ini difungsikan untuk mengelakan air sungai sehingga pekerjaan timbunan bendungan utama dapat dilaksanakan. Untuk pasca konstruksi terowongan ini bisa berfungsi sebagai sumber air baku atau sumber air bersih untuk daerah Denpasar,Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan