Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan
ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Bertambahnya jumlah
pembiayaan akan bertambah pula risiko kolektabilitas pada nasabahnya. Untuk
itu, dalam meminimalisir resiko pembiayaan yang berupa tidak kembalinya pokok
pembiayaan dan imbalan bagi hasil yang disepakati di akad, akibat dari nasabah
gagal bayar pada bank syariah, maka diperlukan manajemen risiko yang tepat
sebagai langkah pencegahan terhadap kerugian yang harus ditanggung oleh bank.
Penelitian ini berupaya menganalisis Implementasi Manajemen Risiko
Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jemur
Handayani Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Terdapat beberapa informan dalam subjek penelitian ini. Data
dikumpulkan dengan cara observasi langsung, wawancara serta dokumentasi
sebagai barang bukti yang ada..
Dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa pembiayaan mudharabah
tepatnya pada pembiayaan modal kerja yang ada pada Bank Syariah Mandiri KC.
Jemur Handayani Surabaya dihadapkan pada 10 jenis risiko yaitu risiko kredit,
risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko kepatuhan,
risiko investasi, risiko stratejik, risiko bagi hasil dan risiko reputasi, dimana setiap
risiko ada pengelolaananya masing-masing untuk meminimalisir risiko tersebut.
Dalam mengimplementasikan manajemen risiko pada pembiayaan mudharabah di
Bank Syariah Mandiri KC. Jemur Handayani Surabaya terdiri dari beberapa
proses yaitu identifikasi, pengukuran, pengeloaan, pemantauan dan pengendalian.
Implementasi manajemen risiko pada pembiayaan mudharabah di Bank Syariah
Mandiri kc. Jemur Handayani Surabaya telah mengikuti aturan dan prosedur yang
diterapkanoleh BSM pusat dan BI. BSM menerapkan dengan mengutamakan
prinsip kehati hatian yang bertujuan agar tercapainya kesehatan pada pertumbuhan
dan terus dapat berkelanjutan.