Perincian Ayat Al-Quran Dan Mutun Al-Hadist Yang Merupakan Rumusan Asas-Asas Hukum Ahwalusy Syakhshiyyah Sebagaimana Dalil Pendoktrin Yang Terkodifikasi

Pentingnya pengetahuan akan dalil dari suatu hukum Islam adalah hal yang mutlak
yang merupakan sebagai asas dan bukti dari hukum tersebut tidak terkecuali hukum
ahwalusy syakhshiyyah. Dari dalil tersebut maka suatu hukum dalam Islam menjadi
mempunyai kekuatan hukum untuk dijalankan disertai keyakinan tanpa adanya
keraguan bagi muslimin sebagai sesuatu yang ilmiah dan prinsip. Maka
diupayakanlah dalam penelitian ini untuk menampilkan keseluruhan dalil baik dari
Al-Quran ataupun dari Al-Hadist hukum ahwalusy syakhshiyyah hingga detail
sehingga tampak dalam bentuk yang terkodifikasi. Metode penelitian ini bermetode
qualitatif karena data informasi yang diperoleh berparadigma qualitatif seperti hasil
data informasi yang diperoleh bersumber dari kitab suci Al-Quran dan kitab jami'
shahih masing-masing perawi yang utama. Sebelum pencarian penelitian peneliti
telah mempunyai sarana yang sebelumnya ditemukan terlebih dahulu yang berupa
applikasi al-quran digital versi 2,1 yang ditemukan pada indeks applikasi tersebut
tentang dalil-dalil hukum ahwalusy syakhshiyyah, dan untuk mutun Al-Hadist
diperoleh dari kitab hadist ahkam subulus salam untuk susunan dalil-dalil hadistnya
yang kemudian menukil setiap hadistnya dari shahih masing masing perawi utama.
Hasil dari penelitian ini adalah telah sukses dalam merincikan dalil-dalil hukum
ahwalusy syakhshiyyah dalam setiap babnya dalam bentuk daftar nomor ayat dan
surat al-quran dan daftar nomor Al-Hadist yang kemudian baru ditampilkan teks
lafadz dari ayat Al-Quran dan mutun Al-Hadist. Selanjutnya kesimpulan dari
penelitian ini yaitu bahwa penelitian ini telah berhasil merincikan dalil-dalil hukum
ahwalusy syakhshiyyah sebanyak total 592 ayat Al-Quran dan 385mutun Al-Hadist.
Sejauh ini peneliti mempunyai saran untuk kemudian penelitian selanjutnya lebih
merincikan lebih detail jika memungkinkan dari dalil-dalil hukum ahwalusy
syakhshiyyah.