Metode bermain peran (Role Playing) masih jarang sekali dihadirkan di kelas,
dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak sehingga anak merasa jenuh, akibatnya
anak susah menyerap pembelajaran yang diberikan sehingga keberhasilan pembelajaran
belum maksimal. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research),
karena dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Data dikumpulkan
dengan teknik Observasi dan Dokumentasi. lembar observasi yang terdiri dari: (a)
Lembar observasi aktivitas anak. dan (b) Lembar observasi keterampilan berbicara.
Sedangkan dokumentasi yang diambil antara lain: (a) Daftar nama anak Kelompok A di
Taman Kanak-kanak Tunas Demak Surabaya (b) Rencana Program Pembelajaran
Mingguan (RPPM) (c) Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH), dan (d) Foto
kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan mulai dari pra tindakan, siklus I sampai dengan
siklus II. Kondisi awal pada pra tindakan rata-rata nilai anak-anak sebesar 2,21, dimana
artinya dari 15 anak hanya 3 anak (20,00%) yang keterampilan berbicaranya berkembang.
Pada siklus I mengalami peningkatan meskipun belum sesuai dengan (KKM) kriteria
ketuntasan minimal, dimana rata-rata nilai anak-anak sebesar 2,62 artinya dari 15 anak
hanya 9 anak (60,00%) yang keterampilan berbicaranya sudah berkembang. Hasil
observasi siklus II rata-rata nilai anak-anak sebesar 3,01, dimana artinya 11 anak
(73,33%) dari 15 anak yang keterampilan berbicaranya berkembang sesuai harapan dan
sangat baik. Metode bermain peran (Role Playing) dapat meningkatkan keterampilan
berbicara anak pada kelompok A di Taman Kanak-kanak Tunas Demak Surabaya, apabila
terjadi perubahan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan anak dalam hal
keterampilan berbicara sebesar 70% dari jumlah objek penelitian yaitu 15 anak.
Observasi dan pengamatan yang sudah dilakukan menunjukan hasil 73,33%, artinya 11
anak dari 15 anak yang keterampilan berbicaranya berkembang sesuai harapan dan
sangat baik.